Museum Geologi Miliki Ratusan Benda Koleksi Bernilai Ilmiah

Reporter: Narulita Permatasari
E-media, Bandung – Ratusan ribu koleksi barang-barang yang disimpan di museum Geologi, menjadi daya tarik bagi para pengunjung. Hingga tahun 2022, museum ini memiliki barang koleksinya mencapai 427 buah dan mempunyai nilai ilmiah tinggi.
Sub Koordinator Dokumentasi & Konservasi, Unggul Prasetyo Wibowo hari Kamis (20/1/2022) menjelaskan, secara umum, museum Geologi dibagi menjadi dua lokasi, yaitu ruang koleksi dan ruang pamer atau ruang peraga.
“Ruang koleksi berada di belakang bagian museum, dan tidak bisa diakses oleh sembarang pengunjung. Anda bisa mengakses ruang ini untuk keperluan tertentu, dengan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan pihak museum,” jelas Unggul.
Menurutnya, ada ruang pamer yang tersebar di dua lantai museum. Lantai 1 dibagi menjadi dua bagian, sayap barat dan sayap timur. Di bagian sayap barat, pengunjung bisa melihat benda-benda dan khazanah seputar geologi indonesia secara umum. Sedangkan di sayap timur, pengunjung disuguhkan informasi tentang sejarah kehidupan bumi dari awal terbentuknya bumi sampai sekarang.
Lantai 2 pun dibagi menjadi dua bagian, sayap timur dan barat. Di sayap barat, pengunjung bisa mendapat informasi tentang sumber daya geologi, sedangkan di sisi timur pengunjung bisa mendapat edukasi tentang pemanfaatan dan kebencanaan.
Ada pesan khusus yang disampaikan Unggu, bagi anda yang hendak berkunjung ke Museum Geologi. Pesan ini terkait upaya kita untuk sama-sama menjaga benda koleksi yang sudah berusia ribuan tahun ini.
“Fosil ini unik. Asalnya dari individu dan enggak ada gantinya kalau sampai rusak. Jadi buat para pengunjung yang mengakses koleksi ini baik secara populer (kunjungan) maupun untuk keperluan riset agar bisa sama-sama menjaganya,” tegas Unggul.
Edukasi Masyarakat Lewat Program seru ebelum masa pandemi, Museum Geologi tidak sekadar jadi destinasi yang dikunjungi wisatawan saja. Pihak pengelola juga aktif melakukan berbagai program pengenalan museum dan edukasi geologi ke masyarakat.
Kegiatan tersebut masih berlangsung sampai saat ini. Hanya bedanya, seluruh kegiatan tadi belakangan ini dilakukan secara daring.